About Us! – Keadaan tidak tahu akan sesuatu sebenarnya adalah sebuah penyakit yang hanya bisa disembuhkan dengan belajar, semua manusia pada dasarnya memang kosong, putih bagaikan secarik kertas, yang harus diisi. Ya, kita datang ke dunia dalam keadaan bodoh, hanya saja seiring berjalannya waktu, berbagai macam pengetahuan mulai menghampiri.
Terus bagaimana pemahaman bodoh tersebut?
Bodoh atau Jahil itu sebenarnya terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Jahil Murakkab
Yang pertama ada jahil murakab, yang dalam kamus bahasa Indonesia berarti amat bodoh, yaitu keadaan dimana seseorang yang tidak mengetahui sesuatu secara keseluruhan.
2. Jahil Basith
Yang kedua adalah Jahil Basith, yaitu keadaan dimana seseorang memiliki pengetahuan terhadap sesuatu perkara, namun berlawanan dengan hakekat sebenarnya. Atau lebih mudahnya seseorang itu tahu akan sesuatu hal, tapi yang diketahuinya tersebut bukanlah sebuah kebenaran, ia keliru memahami sesuatu sehingga yang dikatakan atau yang dikerjakannya itu berlawanan dengan hakikat yang sebenarnya.
Kedua keadaan bodoh ini hanya akan sembuh dengan adanya pendidikan, atau kemauan seseorang untuk belajar dan memperbaiki kebodohannya tersebut. Namun, untuk memulai memperbaiki kebodohan seseorang itu bisa dimulai dari pendidikan orang tua di rumah, kemudian merambah ke sekolah ( Sd, Smp, Sma, Kuliah, dan sebagainya), ataupun balai-balai pengajian yang membuatnya mengerti bagaimana cara untuk memahami suatu perkara, yang akan membuat paham mana yang baik dan buruknya suatu perkara.
Berbicara masalah bodoh, tentu saja kita akan menyinggung perihal kemampuan daya tangkap, maupun daya intelejensi seseorang, yang pada hakikatnya semua di ciptakan dalam keadaan yang sama namun hanya saja ia dalam konteks yang berbeda.
Kita tak bisa mengecap seorang anak yang tak pandai Matematika bodoh dalam segala hal, bisa jadi dia lebih mahir dari kita di bidang lain yang disukainya. Kita tak boleh menilai kemampuan seseorang hanya pada satu bidang, bisa jadi ia mahir dibidang lainnya, ya, karena pada dasarnya kita semua sama bodohnya, baik yang tua ataupun muda, yang sekarang pandai atau yang sekarang masih berlarut dalam ketidak tahuannya.
Namun inilah yang sekarang sangat patut untuk digaris bawahi, terutama kepada guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah, baik di jenjang dasar, menengah, atau di jenjang yang lebih tinggi, Seperti misalnya seorang anak tidak bisa menyelesaikan soal salah satu mata pelajarannya, atau nilainya begitu rendah dalam pelajaran tersebut, lalu kita sebagai guru menganggapnya tidak kompeten, atau bahkan sampai memanggil orang tuanya kesekolah.
Keadaan seperti ini sebenarnya hanya akan membuat mereka menjadi putus asa, dengan kemampuannya, atau bahkan lebih parahnya mereka akan menciptakan mindset dalam benak mereka, bahwa mereka tak mampu bersaing dengan teman-temannya, atau tak mampu mengimbangi pengetahuan teman sebayanya, membuat mereka berpikir bahwa masa depan mereka hanya akan berujung suram.
Selaku guru, Kita selalu menganggap bahwa seorang anak itu sebuah wadah kosong yang harus setiap diisi. Mereka sebelumnya sudah diajarkan berbagai hal yang diketahui oleh orang tuanya di rumah, kita tak bisa setiap hari terus menerus memaksakan kehendak untuk mengisi pemikiran mereka sesuai dengan keinginan kita. Bisa-bisa yang terjadi adalah mereka malah membenci pelajaran atau bahkan gurunya yang mengajar, dan sudah barang tentu keduanya hanya akan menyebabkan kesenjangan antara guru dan muridnya.
Seorang anak yang terus menerus dianggap bodoh, hanya akan merasa stress dengan keadaannya, apalagi jikalau dia selalu menjadi bulan-bulanan ejekan teman-temannya di sekolah, dan patutnya disinilah peranan guru diperlukan, kepedulian, kepahaman, dan juga kepekaan sang guru terhadap keadaab murid yang seperti ini harus berperan seratus persen.
Bukan malah menyalah-nyalahkan si murid dan menyarankannya untuk ikut les segala, ya, bukannya apa-apa, kalau nyatanya seorang murid setiap hari harus ikut les, mending dia sampai lulus saja ikut-ikutan les, tak perlu sekolah, toh juga hanya les yang mampu menjawab persoalannya, sedangkan sekolah hanya akan menjadi beban hidupnya.
Sekarang kita bertanya, peranan guru disekolah itu apa? Sebagai pembimbing, atau sebagai penilai dari keadaan murid yang pikirannya masih compang-camping?
Sebagai pendidik, atau salah satu orang yang kerjaannya menghardik?
Karena kebodohan itu hanya akan sembuh dengan pendidikan serta pengetahuan, dan di dalam mendidik inilah peranan guru sangat diperlukan.
PESAN BURUAN!! |
Sudah terbit!! Buku antalogi puisi perdana saya yang sudah diterbitkan oleh Guepedia. Tunggu apa lagi buruan Pesan langsung disini!! |
Baca Juga :
Menikamati Pesona Masjid Agung Sebagai Landmark Kota Meulaboh
This is 4 Reason why you have to visit Blang Padang as your traveling destination!
Ini dia alasan kenapa kamu harus punya laptop ASUS VivoBook Pro F570!
0 komentar: