About us! - Kesuksesan dan kemajuan peradaban bangsa-bangsa Eropa dewasa ini tidak lepas dari peranan Islam dimasa dulu. Pada masa terse...
Akankah Islam Akan Jaya Kembali seperti masa keemasannya? Simak beberapa hal berikut untuk mengetahui jawabannya!
About us! - Kesuksesan dan kemajuan peradaban bangsa-bangsa Eropa dewasa ini tidak lepas dari peranan Islam dimasa dulu. Pada masa tersebut, Islam mencapai puncak kejayaannya bahkan menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia.
Islamlah yang menjadi penerang masa-masa kegelapan Eropa. Islam pada saat itu bagaikan sebercak cahaya yang mampu menerangi seluruh semenanjung eropa, dengan semua ilmu pengetahuannya, dengan semua kemajuan teknologinya, dan dengan segala penemuan-penemuan dibidang lainnya.
Islamlah yang memperkenalkan sabun, tatatan galaksi, gravitasi, dan penemuan-penemuan lainnya yang sekarang di klaim oleh orang barat sebagai penemuan mereka, padahal Islamlah yang terlebih dahulu menemukan bahkan mempraktekkan semua penemuan-penemuan tersebut, Islamlah yang terlebih dahulu mengemukakan teorinya sebelum akhirnya dikembangkan oleh para ilmuwan sekarang.
Islam terlebih dahulu mengajarkan bahwa baju itu dalam sehari harus diganti, islam juga yang terlebih dahulu mengajarkan bahwa wewangian itu sesekali harus dipakai agar kita tak banyak yang memusuhi, Islamlah yang terlebih dahulu memperkenalkan bagaimana konteks kebersihan yang sebenarnya.
Berbagai bentuk teknologi pun telah diperkenalkan oleh islam dimasa dahulu, bahkan yang paling mencengangkannya lagi bahwa gagasan pembuatan pesawat sebenarnya bukan di kemukakan oleh para ilmuwan barat tetapi oleh para ilmuwan-ilmuwan islam, antara lain, Armen Firman, beliau merupakan seorang ilmuwan muslim yang hidup pada masa kekhalifahan Muhammad Amir bin Abdurrahman di Cordoba, Spanyol. Dialah yang pertama kali yang menggagaskan ide bahwa manusia itu bisa terbang.
Uji coba terbang pertama kali coba dilakukannya pada musim gugur tahun 852. Beliau terjun melayang dari menara Cordoba menggunakan jubah khusus yang telah dirancangnya. Percobaan terbang melayang itu bisa di katakan berjalan dengan mulus karena jubahnya mampu menahan angin musim gugur. Dan beliau hanya mengalami sedikit cedera.
Kemudian ada juga ilmuwan Islam yang bernama Abul Qasim Abbas ibnu Firnas, beliau hidup sejaman dengan Armen firman. Menurut John Lienhard dalam bukunya " The Engines of Enginuity ", menyebutkan bahwa Armen Firman adalah orang yang menginspirasi Abbas bin Firnas untuk terbang.
Kemudian pada tahun 875 Masehi Ibnu Firnas menciptakan alat terbangnya sendiri yang diberi nama ornitophter. Pesawat itu tak lain berupa sayap yang terbuat dari sutra dan bulu elang. Percobaan pertamanya dilakukan di menara Masjid Mezquita, Cordoba. Sayangnya, percobaan pertamanya ini tidak berhasil dan ia mengalami beberapa luka.
Setelah rancangan pesawatnya diperbaiki, Ibnu Firnas melakukan percobaan terbang kali keduanya dari dataran tinggi Jabal al-Rus. Kali ini ia dapat melayang lebih dari 10 menit. Ini adalah prestasi yang mengagumkan pada masa itu.
Ibnu Firnas berhasil terbang dan kembali ke tempatnya lepas landas. Namun sayangnya pesawatnya itu tak dilengkapi semacam alat penahan agar bisa mendarat mulus. Ia lupa bahwa burung yang merupakan sumber ide terbang manusia mendarat dengan mendahulukan ekornya. Dikarenakan kecelakaan tersebut beliau mengalami cidera tulang punggung parah. Karena cedera itu ia tak mampu meneruskan penelitiannya. Dua belas tahun kemudian beliau pun meninggal karena cederanya tersebut.
Penelitian beliau kemudian di lanjutkan oleh ilmuwan muslim lainnya yaitu Ismail bin Hammad al-Jawhari atau Ismail Cevheri, beliau sebenarnya hanyalah seorang guru bahasa Arab di Nisabur, Khurasan, Iran. Namun ketertarikannya pada pesawat mendorong untuk melakukan penelitian dan merancang alat terbang.
Seperti Ibnu Firnas, beliau juga melakukan percobaan dari tempat yang tinggi untuk melayang. Bertempat di menara sebuah masjid di Khurasan, ia menguji terbang pesawatnya pada tahun 1003 M. Sayangnya, percobaan itu gagal. Dan tragisnya beliau terjatuh saat melakukan percobaan terbang tersebut dan meninggal seketika itu.
Kemudian ada juga ilmuwan muslim Celebi bersaudara, Hezarfen Ahmed Celebi dan Lagari Hasan Celebi. Hezarfen Ahmed Celebi berasal dari Istanbul. Beliau terkenal karena penerbangan pertamanya menggunakan sayap buatan berhasil dengan baik. Percobaan itu dilakukan di hadapan Sultan Murad IV dan warga Istanbul pada tahun 1630 M.
Beliau meluncur dari menara Galata yang tingginya 183 kaki dengan pesawatnya yang berupa rangka-rangka dari kayu dan kulit dan berhasil terbang setinggi 150 meter dari permukaan laut menuju Uskudar dengan menempuh jarak 3.200 meter dan berhasil mendarat dengan mulus. Peristiwa itu diabadikan oleh Evliya Celebi, dalam catatan perjalanannya yang bernama 'Seyahatname'.
Kemudian saudaranya, Lagari Hasan Celebi yang juga giat melakukan penelitian dan percobaan terkait penerbangan. Beliau meneliti penerbangan dengan pesawat bertenaga dorong dari ledakan. Sekarang alat itu kita kenal dengan sebutan roket.
Beliau memperagakan alat temuannya saat kelahiran putri Sultan Murad IV dari istana Topkapi, Istanbul pada tahun 1633 M. Ia masuk ke dalam alat semacam kerangkeng yang dihubungkan dengan 7 roket berisi mesiu seberat 300 pon. Sesaat kemudian pesawat bertenaga roket itu meluncur vertikal setinggi kira-kira 300 meter dalam waktu 20 detik.
Ketika bubuk mesiu habis terbakar, ia keluar dari kerangkeng dan mendarat selamat dengan bajunya yang dirancang untuk menjadi semacam parasut. Peristiwa ini merupakan penerbangan vertikal pertama dengan tenaga dorong.
Jika di bidang Fisika, orang barat punya Isaac Newton yang mendapatkan teori gravitasi bumi dari Apel yang jatuh, maka jauh-jauh hari sebelumnya kita sudah punya Al-khazini seorang saintis Muslim yang sudah mencetuskan dan menemukan teori gravitasi. Dalam buku Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, Al-Khazini meneliti dan menekuni secara mendalam tentang gravitasi pada abad ke-12. Sebuah konsep teori yang sebelumnya juga diajukan oleh Al-Biruni. Al-Khazini telah menemukan teori gravitasi jauh sebelum Newton melakukannya.
Setelah beliau melakukan beberapa eksperimen, Al-Khazini kemudian sampai pada sebuah kesimpulan bahwa kuat gravitasi itu berubah sesuai dengan jarak antara benda yang jatuh dengan yang menariknya. Dengan kata lain, beliau menemukan fakta bahwa kekuatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak antar dua benda.
Memang, dalam beberapa literatur yang ada Al-Khazini belum terbukti bahwa beliau telah membuat rumus matematika dan persamaan terkait dengan hubungan antar variabel tersebut. Namun yang pasti, beliau telah menemukan variabel-variabel yang terkait dengan peristiwa gerak jatuh suatu benda karena gravitasi bumi.
Barulah pada abad ke-17 ilmuan Barat seperti Isaac Newton memformulasikan rumus-rumus matematika dan persamaan antar variabel dalam teori gravitasi tersebut. Jika demikian, maka Newton lebih pantas sebagai perumus teori gravitasi, sementara Al-Khazini sebagai penetus teori gravitasi bumi.
Tak hanya di bidang gravitasi, Al-Khazini juga mencetuskan prinsip-prinsip keseimbangan hidrostatis, mekanika, dan hidrostatika dan menjelaskan secara detil teori-teori yang dicetuskannya tersebut, di dalam buku karangannya Mizan al-Hikmah (Neraca Kebijaksanaan), Kitab yang ditulisnya tahun 1121 M dan terdiri dari 50 bab ini kemudian menjadi karya terpenting dalam bidang fisika Islam.
Untuk kepentingan astronomi, Al-Khazini juga membahas tentang posisi 46 bintang dan menjelaskan jam air 24 jam, di dalam buku karangannya az-Zij as-Sanjari (Tabel Sanjari).
Maka sekarang ini pertanyaan yang membebani pikiran kita adalah kenapa para ilmuwan Islam pada masa terdahulu itu bisa begitu produktif dan terkenal seantero jagad ? Maka jawabannya tidak lain adalah dikarenakan mereka berpegang teguh pada Al-Qur'an, yang merupakan petunjuk sekaligus sumber ilmu pengetahuan bagi mereka.
Mereka hanya berpegang teguh kepada Al-Qur'an sebagai rujukannya, tak seperti sekarang semua orang hanya mengandalkan smartphonenya untuk hanya sekedar mencari hal-hal yang sepele, mereka juga cenderung akan berserah diri kepada allah untuk sekedar menanyakan petunjuk, tak seperti sekarang semua orang hanya bisanya mengeluh dan menyalahkan keadaan, sungguh Allah Subhanahu wa ta'ala akan berada di sisi hamba-hamba-Nya yang selalu mengingat-Nya dimanapun sang hamba itu berada.
Namun pada masa sekarang tak bisa kita pungkiri juga bahwa masih banyak para pakar dan juga ilmuwan-ilmuwan dari barat menyangkal tentang peranan para ilmuwan Islam tersebut, dan mengklaim bahwa semua yang mereka perlajari ataupun yang mereka kembangkan hari ini merupakan hasil pemikiran mereka sendiri.
Orang Islam kini hanya bisa terpuruk, mengangguk-ngangguk, dan mengakui kehebatan mereka, belajar semua teori-teori dari mereka yang sebenarnya sudah setiap detik dapat kita temui di dalam Al-Qur'an kita sendiri, kita bahkan rela menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya untuk sekedar menelaah pendapat-pendapat para pakar barat, menghafal rumus-rumus mereka, mengingat teori-teori mereka, padahal ilmu mereka juga bersumber dari Al-Qur'an dan juga Al-hadist.
Karena kelemahan itulah islam kini menjadi bulan-bulanan media atas segala keburukan yang terjadi di dunia, dari mulai Islam di klaim sebagai teroris, di klaim sebagai orang-orang yang aneh, bahkan yang lebih parahnnya adalah ada negara yang phobia dengan orang-orang islam dan mengemukakan bahwa islam tak layak berada di negara mereka.
Bukankah Islam pusatnya ilmu pengetahuan pada masa-masa kegelapan dulu, bukankah para penduduk dari segala penjuru dunia dulu mengakui kehebatan islam di segala aspek kehidupan, namun mengapa sekarang ini islam di kambing hitamkan atas segala persoalan?
Islam hari ini lemah tak seperti islam tempo dulu, seperti yang telah di terangkan dalam hadist Nabi Shallalahu 'alaihi wa sallam yang artinya sebagai berikut:
Setelah aku wafat, setelah lama aku tinggalkan, umat Islam akan lemah. Di atas kelemahan itu, orang kafir akan menindas mereka bagai orang yang makan dengan rakus.
Sahabat bertanya, Apakah ketika itu umat Islam lemah dan musuh sangat kuat?
Sabda Rasulullah, Bahkan masa itu mereka lebih ramai tetapi tidak berguna, tidak berarti dan tidak menakutkan musuh. Mereka ibarat buih di laut.
Sahabat bertanya lagi, Mengapa seramai itu tetapi seperti buih di laut?
Jawab Rasulullah, Karena ada dua penyakit yaitu mereka ditimpa penyakit Al Wahan.
Sahabat bertanya lagi, Apakah itu Al Wahan?
Rasulullah bersabda, Cinta dunia dan takut mati.
Cinta dunia dan takut akan mati, begitu kata Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam, maka tidaklah Rasullulah akan berbohong dengan segala perkataan ataupun perbuatannya, al-wahan sendiri sudah banyak kita jumpai pada para pemimpin kita, yang lebih mencintai harta di bandingkan kesejahteraan rakyatnya. Yang lebih mementingkan urusan pribadinya di bandingkan dengan ke mashlahatan rakyat-rakyatnya.
Akan tetapi jika dilihat dari segi lemahnya kekuatan Islam pada masa kini, bagaimana mungkin kita bisa meraih masa-masa kejayaan kita seperti dahulu kala, apakah kita mampu menggerakkan perjuangan kita kembali untuk meraih kejayaan islam kembali seperti halnya masa keemasan islam dulu?
Dalam hal ini Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda dalam beberapa hadits berikut ini.
Hadits pertama:
"Rasulullah menceritakan seorang pemuda yang akan membawa umat Islam pada kejayaan kembali. Dan telah mengeluarkan Abu Daud dan Tabrani dari Abdullah bin Masud dari pada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sabdanya Kalau tidak tinggal dari umur dunia kecuali sehari, niscaya Allah panjangkan hari itu sampai diutuskan kepadanya seorang lelaki (Al Mahdi) dari keluargaku sama namanya dengan namaku dan nama ayahnya dengan ayahku dan dia memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kezaliman.
Hadits kedua mengisahkan dari mana pemuda yang akan membawa umat Islam kedalam kejayaan berasal. Berikut haditsnya:
Ketika kami berada di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, tiba-tiba datang sekelompok anak-anak muda dari kalangan Bani Hasyim. Apabila terlihat akan mereka, maka kedua mata Rasulullah berlinang air mata dan wajah beliau berubah. Akupun bertanya : Mengapakah kami melihat pada wajahmu, sesuatu yang kami tidak sukai?. Beliau menjawab : Kami Ahlul bait telah Allah pilih untuk kami akhirat lebih dari dunia, kaum kerabatku akan menerima bencana dan penyingkiran sepeninggalanku kelak, sampai datangnya suatu kaum dari sebelah Timur yang membawa bersama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan , tetapi tidak diberikannya. Maka mereka pun berjuang dan memperoleh kemenangan. Lalu diberikanlah apa yang mereka minta itu, tetepi mereka tidak menerimanya hingga mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi dipenuhi dengan kedurjanaan. Siapa diantara kamu yang sempat menemuinya, maka datangilah mereka walalupun merangkak di atas salji. Sesungguhnya dialah Al Mahdi.
Telah mengeluarkan Tabrani dalam Al Ausat, dari Ibnu Umar bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah mengambil tangan Ali dan bersabda :
Akan keluar dari sulbi ini pemuda yag memenuhi dunia dengan keadilan (Imam Mahdi). Bilamana kamu melihat yang demikian itu, maka wajib kamu mencari Pemuda dari Bani Tamim, dia datang dari sebelah Timur dan dia adalah pemegang panji-panji Al Mahdi.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat di dalam kitab Al Hawi lil Fatawa karangan Imam Sayuti.
Islam akan kembali menguasai bumi, begitulah janji Allah Subhanahu wa ta'ala, dan begitu pula yang dijanjikan oleh Rasullulah shallalahu 'alaihi wa sallam, dan tak mungkin Allah dan rasulnya akan mengatakan sesuatu hal yang dusta.
Islam akan kembali bersatu dan berjuang. Akankah kita menjadi salah satu pelopor kesuksesannya ataukah kita yang menjadi sebab musabbab kemundurannya?
About author: Robi Aulia Abdi
Cress arugula peanut tigernut wattle seed kombu parsnip. Lotus root mung bean arugula tigernut horseradish endive yarrow gourd. Radicchio cress avocado garlic quandong collard greens.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar: